Indiyah Sulistiyowati

SELAMAT DATANG DI BLOG SAYA, MOHON MAAF JIKA ADA KESALAHAN DALAM PENULISAN

Rabu, 13 November 2019

Kegawatdaruratan



1.    Mekanisme kerja defibrilator saat henti jantung  :

Defibrilator bekerja dengan memberikan stimulus listrik dalam satuan joule yang dihasilkan mesin defibrilator yang dilengkapi dengan baterai. Energi tersebut disalurkan melalui elektroda paddle (berbentuk seperti setrika) ditempelkan di dada pasien.

Kondisi ritme jantung yang kacau/terjadi henti jantung, dikejutkan melalui stimulus energi listrik dengan ukuran tertentu. Hal ini yang memungkinkan dan membuat jantung kembali pada sinulus normal.

Berikut langkah penggunaan defibrilator;
1)    Pasang paddle pada dada pasien, biasanya dilengkapi dengan petunjuk gambar
2)    Perintah untuk berdiri menjauh, siapapun jangan sampai ada kontak fisik dengan pasien
3)    Tekan tombol ‘shock
4)    Periksa denyut nadi pasien
5)    Jika tidak ada detak jantung, lakukan CPR

2.    Mekanisme kerja RJP/CPR saat henti jantung     :

Pada manusia dewasa resusitasi jantung paru dikenal 2 (dua) rasio, yaitu rasio 30 kali kompresi dada berbanding 2 kali tiupan bantuan nafas (30:2) apabila dilaksanakan oleh satu penolong, serta rasio 5:1 per siklus apabila dilaksanakan oleh 2 (dua) orang penolong.

Resusitasi jantung paru dengan satu orang penolong :
1)      Tiupkan bantuan nafas awal 2 (dua) kali.
2)      Jika penderita bernafas dan nadi berdenyut maka posisikan penderita pada posisi pemulihan.
3)      Apabila masih belum terdapat nafas dan nadi, maka lakukan pijatan jantung luar sebanyak 30 kali dengan kecepatan pijatan 80-100 kali per menit.
4)      Berikan bantuan nafas lagi sebanyak 2 (dua) kali.
5)      Lakukan terus 30 kali pijatan jantung luar dan 2 kali bantuan nafas sampai 4 siklus.
6)      Periksa kembali nadi dan nafas penderita, apabila terdapat nadi namun belum terdapat nafas maka teruskan bantuan nafas 10-12 kali per menit.
Resusitasi jantung paru 2 (dua) orang penolong :
1)    Posisi penolong saling berseberangan.
2)    Lakukan bantuan nafas awal sebanyak 2 (dua) kali.
3)    Lakukan pijatan jantung luar sebanyak 5 (lima) kali dengan kecepatan pijatan 80-100 kali per menit.
4)    Berikan nafas bantuan sebanyak 1 (satu) kali.
5)    Lakukan 5 pijatan jantung luar dan 1 nafas bantuan sampai 12 siklus
6)    Periksa kembali nadi dan nafas penderita, apabila terdapat nadi namun belum terdapat nafas maka teruskan bantuan nafas 10-12 kali per menit.

3.    Persamaan dan Perbedaan antara Defibrilator dengan RJP/CPR         :

Perbedaan                  : Defibrilator menggunakan alat bantu untuk menyalurkan kejut listrik pada korban/pasien henti jantung sedangkan teknik RJP/CPR menggunakan tenaga manual (manusia) untuk memberi pacu pada korban/pasien dengan cara penekanan pada daerah jantung luar.
Persamaan                 : Defibrilator maupun teknik RJP/CPR sama – sama dilakukan sebagai pertolongan pertama pada korban/pasien henti jantung dengan memacu detak jantung.



1.    Tersedak
Tersedak adalah tersumbatnya trakea seseorang oleh benda asing, muntahdarah, atau cairan lain. Tersedak merupakan keadaan darurat medis. (source: https://id.wikipedia.org/wiki/Tersedak)

2.    Proses Tersedak
Tersedak terjadi apabila  ada benda, makanan atau cairan di saluran udara yang menghambat aliran udara di tenggorokan, sehingga kita sulit bernafas dan menimbulkan reaksi untuk mengeluarkan penghalang saluran pernafasan tersebut. (source: https://brainly.co.id/tugas/26969#readmore)

3.    Pertolongan Tersedak
Pada Orang Dewasa
Tersedak yang terjadi pada orang yang sudah dewasa biasanya disebabkan karean terlalu cepat menelan makanan atau berbicara sambil mengunyah makanan. Jika ditemukan orang dewasa yang mengalami kondisi ini, perlu kita lakukan adalah sebagai berikut:
1)     Memintanya batuk terus-menerus untuk mengeluarkan sesuatu yang menghambat saluran pernapasannya. Penderita bisa melakukannya sendiri tanpa bantuan, hanya saja kita wajib berada di dekat penderita tersebut dan membawakan segelas air putih.
2)     Segera berikan minum saat benda yang menghalangi saluran napas mampu dikeluarkan.
3)     Jika kondisi semakin parah karena batuk tidak dapat mengeluarkan benda yang menyumbat saluran napas korban maka yang harus dilakukan selanjutnya adalah berdiri di belakang penderita tersebut. Kemudian tahan dada pasien dengan menggunakan satu tangan sambil mencondongkan tubuhnya ke depan.
4)     Mencondongkan badan pasien ke depan berfungsi untuk mencegah sesuatu masuk terlalu dalam dan berharap bisa keluar melalui mulut.
5)     Kemudian berikan pukulan sedang menggunakan tumit tangan anda pada bagian punggung pasien (tepatnya diantara dua tulang belikat), tetap pantau kondisi pasien dan tanyakan bagaimana pernapasannya sekarang.
6)     Jika masih tersumbat maka cara lain adalah dengan berdiri di belakang pasien (cara ini disebut dengan Heimlich). Letakkan lengan anda pada pinggang pasien (memeluk), dan satu kepalan tangan berada di atas pusar. Doronglah kepalan tangan ke atas dan ke dalam dengan sentakkan tangan beberapa kali. Teknik heimlich ini bisa menimbulkan luka cukup serius pada perut pasien. Jadi, setelah dilakukan diharapkan pasien segera memeriksakan diri ke dokter.
7)     Apabila teknik heimlich tidak berhasil juga, maka pasien harus menjalani resusitasi jantung dan paru-paru (menekan dada) cara ini biasanya dilakukan oleh tim medis yang sudah ahli. Oleh sebab itu disarankan jika sudah pada tahap heimlich, maka segera hubungi bantuan medis untuk menanggulangi masalah tersebut.

Pada Anak-anak
Penanganan tersebut diatas hanya boleh dilakukan pada orang dewasa. Sementara untuk bayi atau anak-anak, lain lagi bentuk pertolongannya. Pada bayi atau anak-anak (kurang dari 7 tahun) dapat dimulai dengan:
1)    Menaruh pasien tengkurap di atas pangkuan dengan meletakkan kepalanya lebih rendah.
2)    Tahan kepala bayi (di bagian pipi kiri dan kanan) guna membuka saluran pernapasannya.
3)    Tepuk dengan lembut di bagian antara tulang belikatnya.
4)    Pastikan kondisinya, kemudian lihat apakah benda yang menyumbat sudah keluar.
5)   Segera berikan pertolongan dengan menghubungi tenaga medis (karena bayi dan anak-anak lebih rentan untuk terjadi komplikasi).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar