Defibrilator bekerja dengan
memberikan stimulus listrik dalam satuan joule
yang dihasilkan mesin defibrilator yang dilengkapi dengan baterai. Energi
tersebut disalurkan melalui elektroda paddle
(berbentuk seperti setrika) ditempelkan di dada pasien.
Kondisi ritme jantung yang
kacau/terjadi henti jantung, dikejutkan melalui stimulus energi listrik dengan
ukuran tertentu. Hal ini yang memungkinkan dan membuat jantung kembali pada
sinulus normal.
Berikut langkah penggunaan
defibrilator;
1)
Pasang paddle pada dada pasien, biasanya dilengkapi dengan petunjuk gambar
2)
Perintah untuk berdiri menjauh,
siapapun jangan sampai ada kontak fisik dengan pasien
3)
Tekan tombol ‘shock’
4)
Periksa denyut nadi pasien
2. Mekanisme kerja RJP/CPR saat henti
jantung :
Pada manusia dewasa
resusitasi jantung paru dikenal 2 (dua) rasio, yaitu rasio 30 kali kompresi dada
berbanding 2 kali tiupan bantuan nafas (30:2)
apabila dilaksanakan oleh satu penolong, serta rasio 5:1 per siklus apabila
dilaksanakan oleh 2 (dua) orang penolong.
Resusitasi jantung paru
dengan satu orang penolong :
1)
Tiupkan bantuan nafas awal 2 (dua)
kali.
2)
Jika penderita bernafas dan nadi
berdenyut maka posisikan penderita pada posisi pemulihan.
3)
Apabila masih belum terdapat nafas dan
nadi, maka lakukan pijatan jantung luar sebanyak 30 kali dengan kecepatan pijatan 80-100
kali per menit.
4)
Berikan bantuan nafas lagi sebanyak 2
(dua) kali.
5)
Lakukan terus 30 kali pijatan jantung luar dan
2 kali bantuan nafas sampai 4 siklus.
6)
Periksa kembali nadi dan nafas
penderita, apabila terdapat nadi namun belum terdapat nafas maka teruskan
bantuan nafas 10-12 kali per menit.
Resusitasi
jantung paru 2 (dua) orang penolong :
1)
Posisi penolong saling berseberangan.
2)
Lakukan bantuan nafas awal sebanyak 2
(dua) kali.
3)
Lakukan pijatan jantung luar sebanyak
5 (lima) kali dengan kecepatan pijatan 80-100 kali per menit.
4)
Berikan nafas bantuan sebanyak 1
(satu) kali.
5)
Lakukan 5 pijatan jantung luar dan 1
nafas bantuan sampai 12 siklus
6)
Periksa kembali nadi dan nafas
penderita, apabila terdapat nadi namun belum terdapat nafas maka teruskan
bantuan nafas 10-12 kali per menit.
3.
Persamaan dan
Perbedaan antara Defibrilator dengan RJP/CPR :
Perbedaan : Defibrilator menggunakan alat bantu untuk menyalurkan kejut listrik
pada korban/pasien henti jantung sedangkan teknik RJP/CPR menggunakan tenaga manual (manusia) untuk memberi pacu pada
korban/pasien dengan cara penekanan pada daerah jantung luar.
Persamaan : Defibrilator maupun teknik
RJP/CPR sama – sama dilakukan sebagai pertolongan pertama pada korban/pasien
henti jantung dengan memacu detak jantung.
1. Tersedak
Tersedak adalah tersumbatnya trakea seseorang
oleh benda asing, muntah, darah, atau
cairan lain. Tersedak merupakan keadaan darurat
medis. (source: https://id.wikipedia.org/wiki/Tersedak)
2. Proses Tersedak
Tersedak terjadi apabila
ada benda, makanan atau cairan di saluran udara yang menghambat aliran
udara di tenggorokan, sehingga kita sulit bernafas dan menimbulkan reaksi untuk
mengeluarkan penghalang saluran pernafasan tersebut. (source: https://brainly.co.id/tugas/26969#readmore)
3. Pertolongan Tersedak
Pada Orang Dewasa
Tersedak yang terjadi pada orang yang sudah dewasa biasanya
disebabkan karean terlalu cepat menelan makanan atau berbicara sambil mengunyah
makanan. Jika ditemukan orang dewasa yang mengalami kondisi ini, perlu kita
lakukan adalah sebagai berikut:
1)
Memintanya batuk terus-menerus untuk
mengeluarkan sesuatu yang menghambat saluran pernapasannya. Penderita bisa
melakukannya sendiri tanpa bantuan, hanya saja kita wajib berada di dekat
penderita tersebut dan membawakan segelas air putih.
2)
Segera berikan minum saat benda yang
menghalangi saluran napas mampu dikeluarkan.
3)
Jika kondisi semakin parah karena batuk tidak
dapat mengeluarkan benda yang menyumbat saluran napas korban maka yang harus
dilakukan selanjutnya adalah berdiri di belakang penderita tersebut. Kemudian
tahan dada pasien dengan menggunakan satu tangan sambil mencondongkan tubuhnya
ke depan.
4)
Mencondongkan badan pasien ke depan berfungsi untuk
mencegah sesuatu masuk terlalu dalam dan berharap bisa keluar melalui mulut.
5) Kemudian
berikan pukulan sedang menggunakan tumit tangan anda pada bagian punggung
pasien (tepatnya diantara dua tulang belikat), tetap pantau kondisi pasien dan
tanyakan bagaimana pernapasannya sekarang.
6) Jika
masih tersumbat maka cara lain adalah dengan berdiri di belakang pasien (cara
ini disebut dengan Heimlich).
Letakkan lengan anda pada pinggang pasien (memeluk), dan satu kepalan tangan
berada di atas pusar. Doronglah kepalan tangan ke atas dan ke dalam dengan
sentakkan tangan beberapa kali. Teknik heimlich
ini bisa menimbulkan luka cukup serius pada perut pasien. Jadi, setelah
dilakukan diharapkan pasien segera memeriksakan diri ke dokter.
7)
Apabila teknik heimlich tidak berhasil juga, maka pasien harus menjalani
resusitasi jantung dan paru-paru (menekan dada) cara ini biasanya dilakukan
oleh tim medis yang sudah ahli. Oleh sebab itu disarankan jika sudah pada tahap
heimlich, maka segera hubungi bantuan
medis untuk menanggulangi masalah tersebut.
Pada Anak-anak
Penanganan tersebut diatas
hanya boleh dilakukan pada orang dewasa. Sementara untuk bayi atau anak-anak,
lain lagi bentuk pertolongannya. Pada bayi atau anak-anak (kurang dari 7 tahun)
dapat dimulai dengan:
1) Menaruh pasien tengkurap di atas pangkuan dengan meletakkan
kepalanya lebih rendah.
2) Tahan kepala bayi (di bagian pipi kiri dan kanan) guna membuka
saluran pernapasannya.
3) Tepuk dengan lembut di bagian antara tulang belikatnya.
4) Pastikan kondisinya, kemudian lihat apakah benda yang menyumbat
sudah keluar.
5)
Segera berikan
pertolongan dengan menghubungi tenaga medis (karena bayi dan anak-anak lebih
rentan untuk terjadi komplikasi).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar